Sunday 13 April 2014

Effect of Bruxism on The Occurence of Temporomandibular Disorder

Abstract
Temporomandibular disorders are often defined on the basis of signs and symptoms, of which the most common are: temporomandibular joint sounds, impaired movement of the mandible, limitation in mouth opening, preauricular pain, facial pain, headaches and jaw tenderness on function, having mainly a mild character, fluctuation and progression to severe pain and dysfunction is rare. One of the possible causal factors suggested that temporomandibular disorders is a functional mandibular overload variable, mainly bruxism. Bruxism, defined as the habitual nonfunctional forceful contact between occlusal tooth surfaces, is involuntary, excessive grinding, clenching or rubbing of teeth during nonfunctional movements of the masticatory system. Its etiology is still controversial but the multifactorial cause has been attributed, including pathophysiologic, psychologic and morphologic factors. Moreover, in younger children, bruxism may be a consequence of the masticatory neuromuscular system immaturity. Complications include dental attrition, headaches, temporomandibular disorders and masticatory muscle soreness. This paper aimed to explain the effect of bruxism to temporomandibular disorder.

Key words : bruxism, temporomandibular joint, temporomandibular disorder

Saturday 12 April 2014

Sebuah Catatan tentang Sefalometri

Selamat datang di blok 12....
Ya, walaupun masih ada ujian RKG yang belum dilaksanain di blok 11 sih ya, tapi ya selamat datang aja di blok skripsi ini...
Well, aku nggak bakal bahas tentang skripsi kali ini karena ujian RKG 6 belom dilaksanain, aku bakal bahas tentang materi ujiannya aja. Ya, karena ini sejatinya adalah ringkasanku. Materi tambahan dari dokter bakal aku warnain merah aja biar kalian bisa ngebedain mana yang dari slide mana yang disebutin dokternya. This is it...
Sefalometri...
Sefalometri adalah pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui hubungan gigi geligi, tulang rahang, dan dalam hubungannya dengan struktur kraniofasial.
Kegunaan :
1.    Mempelajari pertumbuhan kraniofasial
Yap. Sefalometri biasanya emang digunain buat ngukur pertumbuhan kraniofasial, misalnya tinggi wajah, tulang rahang, dan basis kranium.
2.   Mendiagnosis atau menganalisis kelainan kraniofasial
Sama seperti foto-foto yang lain, sefalometri pun juga digunain buat pemeriksaan penunjang.
3.   Mempelajari tipe fasial
Seperti yang kita tahu, tipe fasial kan ada tiga: lurus, cekung, dan cembung. Nah, ini bakal keliatan di sefalometri terutama proyeksi lateral
4.   Merencanakan perawatan ortodontik
Nah, kalo ini sih biasanya buat ngeliat relasi skeletal apakah kelas I, II, atau III.
5.   Mengevaluasi kasus-kasus yang telah dirawat (progress report)
6.   Menganalisis fungsional
Foto ini juga digunain buat ngeliat sudut mandibula, overbita, dan sudut bidang oklusal
7.   Melakukan penelitian
Buat penelitian juga bisa ya. Buat kalian yang tertarik sama bidang radiologi dan pengen skripsinya tentang ini boleh banget make sefalometri.
8.   Menentukan dimensi vertikal

Teknik pembuatan sefalogram adalah:
1.    Proyeksi lateral
a.   Dilakukan pada pasien dalam oklusi sentrik
b.   FHP (Frankfurt Horizontal Plane) pasien sejajar lantai
c.   Pasien duduk tegak dengan telinga setinggi earpost
2.   Proyeksi antero-posterior
FHP sejajar lantai dengan kepala tegak
3.   Oblique-sephalogram
a.   Arah sinar-x dari belakang salah saru ramus untuk menghindari superimposisi dari posisi mandibula yang satunya
b.   Sangat populer untuk analisis periode gigi bercampur

Ini nih anatomi landmarks-nya...


Macam-macam landmarks:
1.    Lateral landmarks
a.   Median
b.   Bilateral
2.   Posterio-anterior landmarks
a.   Median
b.   Bilateral
Titik median
Ini nih yang kudu dihafal. Eh iya, nomor paling belakang dari setiap kalimat ini adalah nomor gambar ya...
1.    Glabella(Gl): titik terdepan dari frontal yang terletak pada bidang sagital kira-kira setinggi orbital ridge yang secara klinis, titik glabella ini berlokasi diantara dua alis; 1’
2.   Nasion(N/Na): titik terdepan dari sutura frontonasalis; 1
3.   Titik A(subspinal): titik tercekung pada busur antara ANS dan prosthion; 5
4.   ANS(Anterior Nasal Spine): titik ujung depan maksila; 25
5. Prosthion (Pr): titik terdepan processus alveolaris pada maksila yang terletak antara kedua insisivus sentral atas; 7
6. Infradental(Id): titik terdepan processus alveolaris mandibula yang terletak antara kedua insisivus sentral bawah; 12
7.  Pogonion(Pog): titik terdepan dari simfisis mandibula yang digunakan sebagai patokan untuk melihat tipe fasial; 14
8.   Titik B/supramental: titik tercekung pada garis median mandibula terletak antara infradental dan pogonion; 13
9.   Menton: titik paling inferior dari simfisis; 18
10.   Sella tursica(S): pusat dari sella tursica; 2

Titik Bilateral
1.    Orbita: titik paling bawah pada tepi bawah pada tulang orbita ; tidak begitu jelas pada foto dan biasanya terdapat tiga lapis(lihat yang paling opak); 21
2.   Gonion(Go): titik yang terletak antara titik paling inferior dan paling posterior dari sudut mandibula; titik sudut mandibula; 16
3.   Porion(Po): titik tengah dari tepi atas porus acusticus externus; titik teratas ear root(alat foto sefalometri); 23
4.   Condylion(CO/Cd): titik paling posterior dan superior dari condyle; 20
Bidang-bidang
1.    Frankfurt Horizontal Plane (FHP): dibentuk oleh kedua porion dan satu titik infraorbital
2.   Bidang orbital(Simon): bidang vertikal yang melewati titik infraorbital dan tegak lurus dengan FHP yang digunakan untuk melihat relasi skeletal.
a.   Kelas I: sepertiga distal kaninus maksila
b.   Kelas II: sepertiga mesial premolar satu maksila
c.   Kelas III: sepertiga mesial insisivus dua maksila
3.   Bidang oklusal: bidang yang melalui oklusi gigi M1 atas dan bawah serta gigi-gigi insisivus atas dan bawah
4.   Bidang mandibula: bidang yang melalui titik menton dan gonion
5.   SNA: menunjukkan relasi maksila terhadap kranium; 2-1-5
a.   normal: 82o
b.   protrusif: >82o
c.   retrusif: <82o
6.   SNB: menunjukkan relasi mandibula terhadap kranium
a.   normal: 80o
b.   prognati: >82o
c.   retrognati: <82o
7.   ANB: menunjukkan relasi maksila dengan mandibula; normal: 2o
Kelas skeletal dapat juga ditentukan dari ANB. Kalo ANB-nya 2o maka relasi skeletalnya adalah kelas I. Satu lagi, kalo SNA-nya 83o dan SNB-nya 81o maka relasi skeletalnya tetap kelas I karena selisihnya tetap 2o.

Kayaknya itu aja deh yang ada di buku catatanku. Koreksi? Komen aja di kolom komentar. Tararengkyu....